Saluang adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatera Barat. Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum
Kurz). Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk
dibuat saluang berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang
ditemukan hanyut di sungai[1]. Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling,
tetapi lebih sederhana pembuatannya, cukup dengan melubangi talang
dengan empat lubang. Panjang saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter
3-4 cm. Adapun kegunaan lain dari talang adalah wadah untuk membuat lamang (lemang),
salah satu makanan tradisional Minangkabau. dalam mebuat saluang ini
kita harus menentukan bagian atas dan bawahnya terlebih dahulu untuk
menentukan pembuatan lubang, kalau saluang terbuat dari bambu, bagian
atas saluang merupakan bagian bawah ruas bambu. pada bagian atas saluang
diserut untu dibuat meruncing sekitar 45 derajat sesuai ketebalan
bambu. untuk membuat 4 lubang pada alat musik tradisional
saluang ini mulai dari ukuran 2/3 dari panjang bambu, yang diukur dari
bagian atas, dan untuk lubang kedua dan seterusnya berjarak setengah
lingkaran bambu. untuk besar lubang agar menghasilkan suara yang bagus,
haruslah bulat dengan garis tengah 0,5 cm.
Pemain saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya Syamsimar.
Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang
dengan meniup dan menarik napas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat
memainkan alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara
pernapasan ini dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik
ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahan angok (menyisihkan napas).
Tiap nagari
di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang, sehingga
masing-masing nagari memiliki ciri khas tersendiri. Contoh dari ciri
khas itu adalah Singgalang, Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan
Pauah. Ciri khas Singgalang dianggap cukup sulit dimainkan oleh pemula,
dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan pada awal lagu. Sedangkan,
ciri khas yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah Solok.
Dahulu, kabarnya pemain saluang ini memiliki mantera tersendiri yang
berguna untuk menghipnotis penontonnya. Mantera itu dinamakan Pitunang Nabi Daud. Isi dari mantera itu kira-kira : Aku
malapehan pituang Nabi Daud, buruang tabang tatagun-tagun, aia mailia
tahanti-hanti, takajuik bidodari di dalam sarugo mandanga bunyi saluang
ambo, kununlah anak sidang manusia...... dan seterusnya [2].
sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Saluang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar